JAKARTA – Hubungan Koalisi Perubahan untuk Persatuan sedang tidak baik-baik saja, khususnya antara Partai Demokrat dengan Partai Nasdem. Kedua partai selalu menampakkan perseteruannya di depan publik.
Kali ini, Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menuding Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh ingin menjadi cawapres Anies Baswedan. Pernyataan itu dia sampaikan secara terbuka melalui akun twitternya.
“Dugaan saya ada nama yang sedang diuji di survei oleh salah satu pimpinan partai Koalisi Perubahan sebagai cawapres. Jika benar nama itu nama Pak Surya Paloh maka harus dijelaskan saat ini oleh Pak @aniesbaswedan, ” twitt Andi
Andi Arief mengatakan, dirinya mendapatkan informasi terkait mencuatnya nama Surya Paloh sebagai cawapres Anies. Dia tidak mempersoalkan ambisi Surya Paloh menjadi pendamping Anies.
Menurutnya, ketua umum partai koalisi mempunyai hak untuk diajukan sebagai cawapres. “Itu nggak apa-apa, hal biasa itu,” ungkap Andi.
Sampai sekarang cawapres Anies memang belum diumumkan, sehingga muncul berbagai nama kandidat, mulai putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Ketua Umum Parta Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Walaupun belum menyepakati nama cawapres Anies, Demokrat dan Nasdem berdebat soal waktu pengumuman. Surya Paloh mengatakan, penentuan cawapres bisa meniru pertandingan sepak bola dunia. Yaitu, dimana satu atau dua gol di detik terakhir bisa mengubah hasil pertandingan.
Jadi, dalam berpolitik, khususnya penentuan cawapres, Nasdem belajar dari pertandingan sepak bola dunia. “Dua menit terakhir bisa mengubah semuanya. Kami belajar dari situ. Jadi, pengumuman cawapres di akhir bukan karena koalisi tidak solid,” terang Paloh.
Memang, kata Paloh, ada desakan dari internal KPP dan eksternal agar Anies Baswedan segera mengumumkan calon pendampingnya. Dia pun meminta agar mereka sabar dan menunggu momen yang tepat. “Kami katakan, sabar,” ucapnya.
Politisi yang juga pengusaha itu mengutip pepatah kuno Inggris yang menyebutkan bahwa dari gelar ke bibir, masih banyak yang akan terjadi. Maka, semua pihak, baik internal dan eksternal harus besar, karena berbagai kemungkinan politik masih akan terjadi.
Namun, kata Paloh, Nasdem tidak pernah menekan Anies soal sosok cawapres dan kapan pendampingnya harus diumumkan. Sebab, Nasdem sudah menjadi partai pertama yang mengumumkan capres 2024. Jadi, sekarang giliran partai lain yang mengumumkan cawapresnya. “Kami beri kesempatan partai lain untuk mendeklarasikan cawapresnya,” ungkapnya.
Saat ini, lanjut Paloh, pihaknya berusaha melakukan persiapan dan menutupi berbagai kelemahan dan kekurangan yang ada, baik kelemahan Nasdem maupun capres Anies Baswedan. Dia menegaskan bahwa seseorang akan mempunyai kekuatan optimal, jika mengetahui kelemahannya.
Partai Demokrat tidak sepakat jika pengumuman cawapres Anies dilakukan di menit terakhir. Andi Arief mengatakan, pihaknya berbeda pandangan dengan Surya Paloh soal pengumuman cawapres Anies.
Andi menegaskan bahwa Demokrat menolak jika cawapres Anies diumumkan pada akhir masa pendaftaran capres – cawapres. Menurutnya, KPP bisa melakukan strategi berbeda.
Mungkin, kata dia, koalisi lain akan mengumumkan cawapres pada menit terakhir, tapi Koalisi Perubahan bisa menempuh langkah berbeda dari mereka. “Capres Koalisi Perubahan harus mandiri menentukan sikap,” tegasnya. (kafi)