JAKARTA – PKB terus mendesak Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk segera mengumumkan nama calon wakil presiden (Cawapres). Jika tidak jelas, partai yang didirikan para kiai NU itu mengancam akan hengkang dari koalisi.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, PKB merupakan partai yang setia. Sampai sekarang partainya masih berkomitmen kerja sama dengan Partai Garindra. Walaupun sampai saat ini belum diumumkan cawapres yang akan mendampingi Prabowo.
Namun, jika sikap Partai Gerindra tidak jelas terkait cawapres, maka tidak menutup kemungkinan PKB akan meninggalkan Prabowo. “Seperti istilah yang ramai di Youtube, Lu 11, gua 12. Lu nggak jelas, gua lepas,” terangnya dalam acara talkshow PKB Mendengar di kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat kemarin (1/8).
Gus Jazil mengatakan, sudah berkali-kali pihaknya mendesak Prabowo agar segera mengumumkan nama cawapres. Ijtima ulama mendesak agar pasangan capres – cawapres diumumkan pada Juni lalu. Kemudian PKB melalui rapat pleno juga mendesak agar pasangan capres – cawapres segera diumumkan.
Wakil Ketua MPR RI itu menyatakan, mungkin ada invisible hand atau tangan-tangan gaib yang ikut mengatur penentuan capres – cawapres dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). “Nggak tahu saya apakah itu oligarki atau apa, nggak tahu saya,” ucapnya.
Saat ditanya apakah Presiden Joko Widodo ikut campur dalam penentuan kandidat yang akan diusung, Gus Jazil menyatakan, dirinya tidak tahu pasti. Yang jelas Presiden Jokowi akan cawe-cawe demi bangsa dan negara.
Legislator asal Dapil Jatim X itu menegaskan bahwa sampai saat ini PKB masih bersama Gerindra. Dia yakin Prabowo tetap setia dengan kerja sama tersebut. “Kami masih optimis, 99,99 masih optimis,” paparnya.
CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah mengatakan, Prabowo lamban memutuskan nama cawapres, kemungkinan karena bukan dia yang mengambil keputusan. “Jangan-jangan Pak Prabowo belum memutuskan, karena bukan Pak Prabowo yang memutuskan,” paparnya.
Menurut dia, yang harus dilakukan PKB adalah mendesak Gerindra untuk membuat komitmen terkait nama cawapres. Jadi, komitmen terlebih dahulu sebelum dilakukan deklarasi.
Dia berharap, Muhaimin memiliki tiga hal dalam menghadapi Pemilu 2024. Yaitu, benar, berani, dan baik. Yaitu, benari karena melakukan hal yang benar. Benar karena segala hal ada konsekuensinya. “Dan baik. Pada ujungnya nanti PKB bisa diselamatkan,” tandasnya. (kafi)