Geger Toilet Gender Netral, Desak Kemendikbud Periksa Semua Sekolah Internasional

JAKARTA – Kasus toilet gender netral di salah satu sekolah internasional di Jakarta membuat gaduh dunia pendidikan. Komisi X DPR RI pun mendesak Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) bergerak cepat memeriksa semua sekolah internasional di Indonesia.

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyatakan, sikap Indonesia sangat tegas menolak Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT). Kelompok tersebut merupakan bentuk penyimpangan yang harus dicegah.

Menurutnya, adanya toilet dengan gender netral di sebuah lembaga pendidikan menjadi indikator bahwa kampanye LGBT telah masuk ke sekolah di tanah air. “Kami meminta Kemendikbud Ristek bergerak cepat,” terang Huda.

Dia mengatakan, kampanye LGBT sekarang ini sangat marak. Mereka menggunakan berbagai media untuk menyuarakan kebebasan bagi pelakunya mulai dari film, musik, hingga wacana dan diskursus pelajaran di sekolah-sekolah.

Menurut Huda, dengan dalih hak asasi manusia, mereka secara agresif mengkampanyekan kebebasan perilaku menyimpang yang jelas bertentangan dengan keyakinan dan budaya kita.

Meskipun di banyak negara LGBT mendapat tantangan, lanjut Huda, para aktivis gerakan ini tak kunjung surut. Menurutnya, rencana pertemuan komunitas LGBT Asean dalam ajang ASEAN Queer Advocay Week (AQAW) di Jakarta beberapa waktu lalu sebagai bukti bahwa gerakan mereka sangat masif. “Rencana AQAW di Jakarta menunjukkan gerakan mendukung komunitas LGBT di Indonesia terus berlangsung,” ujarnya.

Wasekjen DPP PKB itu menjelasakan, adanya sekolah yang menyediakan toilet gender netral menunjukkan jika ada pengelola yang memandang LGBT merupakan suatu kewajaran. Situasi itu jelas meresahkan, karena secara tidak langsung mengenalkan kepada peserta didik bahwa mereka memilih menjadi bagian dari LGBT.

Huda mendapat informasi jika Kemendikbud dan Disdik Provinsi Jakarta telah menurunkan tim untuk mengecek kebenaran informasi yang disampaikan artis  Daniel Mananta. “Kami mendorong agar dilakukan evaluasi besar-besaran terkait kurikulum pelajaran yang disampaikan di seluruh sekolah internasional yang ada di tanah air,” paparnya.

Dia menegaskan bahwa evaluasi secara menyeluruh sekolah internasional sangat penting agar mereka tetap sesuai dengan koridor penyelenggaraan pendidikan yakni UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Menurutnya, dalam UU  20/2003 jelas disebutkan jika tujuan pendidikan adalah agar peserta didik mampu mengembangkan potensi sehingga menjadi individu yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan terampil.

Sekolah internasional harus tetap tunduk dengan UU Sisdiknas. Apalagi, banyak juga warga negara Indonesia yang menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah internasional. “Jadi evaluasi secara menyeluruh terhadap pola didik mereka juga cukup penting,” tandasnya.

Seperti diberitakan, artis Daniel Mananta menceritakan pengalamannya terkait salah satu sekolah internasional di Jabodetabek yang diduga mendukung dan memfasilitasi LGBT. Hal itu lantaran Daniel menemukan toilet gender netral yang ada di sekolah tersebut. (kafi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *