JAKARTA, Erapolitik.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut membatalkan agenda kunjungan kerja ke Jabar 3-6 Februari, sementara sejumlah orang-orang terdekatnya meletakkan jabatan menjelang Pilpres 2024.
Orang-orang dekat Jokowi yang mundur dari jabatan di pemerintahan, di antaranya Mahfud MD, Andi Widjajanto, Basuki Tjahaja Purnama, Anggit Nugroho, Eko Sulistyo, dan Jaleswari Pramodhawardani.
Mahfud memutuskan mundur diri dari jabatannya sebagai Menko Polhukam agar fokus berkampanye sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres), mendampingi Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo. Duet Ganjar-Mahfud berkontestasi pada Pilpres 2024, didukung partai politik PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Sedangkan Andi Widjajanto yang menjabat Gubernur Lemhanas memilih melepas jabatannya itu untuk memperkuat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, sebagai Deputi 5.0.
Menyusul Andi adalah Sekretaris Pribadi Presiden, Anggit Nugroho. Kemudian, Komisaris PLN Eko Sulistyo dan Jaleswari Pramodhawardani, yang meletakkan jabatannya sebagai Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pertahanan dan Hak Asasi Manusia (HAM) di Kantor Staf Presiden RI.
Jokowi yang pernah dipuja-puja sebagai seorang pemimpin berintegritas yang sangat dihormati di Indonesia, kini banyak yang mencibirnya. Ia dinilai telah berubah haluan, menyusul pencalonan putra sulungnyanya Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres mendampingi Capres Prabowo Subianto.
Jokowi dinilai telah mempora-porandakan bangunan demokrasi yang telah dibangun dengan susah payah, pada era perjuangan Reformasi tahun 2098. Bahkan, PDI Perjuangan yang mengusungnya dua kali pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 ditinggalkannya begitu saja, tanpa ada kata terima kasih.
Setelah satu per satu teman Jokowi meninggalkannya. Apakah Jokowi makin kokoh kekuasaannya? Sepertinya tidak.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia (AII), Usman Hamid menilai Jokowi telah merendahkan jabatan kepresidenan demi anaknya Gibran.
“Harusnya sadar diri, pembagian bansos adalah urusan Kementerian Sosial bukan peresiden. Dia merendahkan jabatan kepresiden untuk kepentingan Gibran,” kata Usman di Jakarta, Kamis (1/2/2024).
Di sisi lain, Usman mengapresiasi keputusan Mahfud yang dinilainya sebagai langkah seorang ksatria.
“Seharusnya tindakan mundur ini juga dilakukan menteri lain yang mau terlibat dalam kontestasi Pemilu atau terlibat dalam kampanye politik praktis Pemilu,” kata Usman.
Mahfud MD menyampaikan kepada Jokowi surat pengunduran diri dari Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (31/1/2024). Disebut-sebut, pengunduran diri Mahfud erat kaitannya dengan pengambilan alih tugasnya sebagai Menko Polhukam. Fungsi koordinasi dengan Panglima TNI dan Kapolri kini dikerjakan Jokowi, sehingga membuat Mahfud jengah.
Hengkangnya Mahfud disebut-sebut erat kaitannya dengan keputusan Sang Presiden mendukung pasangan Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka, yang notabene adalah putra sulungnya.
Gibran yang maju sebagai Cawapres melalui cara tidak wajar di Mahkamah Konstitusi (Konstitusi) berhasil menyingkirkan posisi Menteri BUMN Erick Thohir, Menko Perekonomian Airlangga Hartato, dan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yuzril Ihza Mahendra, yang pernah digadang-gadang sebagai pendamping Prabowo pada kontestasi Pilpres 2024.
Ambil Alih Tugas Mensos
Itu semua dilakukan Prabowo demi mendapatkan dukungan Jokowi, yang belakangan ini rajin membagikan Bantuan Sosial (Bansos) ke Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Lampung. Pendistribusian Bansos yang seharusnya dilakukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kini dilakoni Jokowi. Bahkan, tanpa malu-malu, Jokowi membagikan Bansos di depan Istana Merdeka, Jakarta.
Suasana hati Jokowi yang kurang mengenakkan itu mendorongnya sampai membatalkan kunjungannya di 5 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Jokowi yang seharusnya berada di wilayah Cianjur, Sukabumi, Bogor, Depok, dan Bekasi untuk meninjau/meresmikan sejumlah proyek infrastruktur, membatalkan kehadirannya.
“Bersama ini, kami sampaikan bahwa kunker ke Jawa Barat untuk tanggal 3 sd 6 Februari 2024 ke 5 Kabupaten dibatalkan,” demikian pernyataan resmi yang disampaikan Kementerian Perhubungan di Jakarta, pada Jumat (2/2/2024).
Selain Mahfud ada juga sahabat Jokowi yang mengundurkan diri dari jabatan di pemerintahan. Dia adalah Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok. Ahok secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero), pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar pada 31 Januari 2024.
Pengunduran diri Ahok disebut-sebut membuat perasaan Jokowi makin gelisah dan gundah gulana. Satu per satu orang dekat yang mendukungnya pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 kini memunggunginya dan beralih mendukung Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden Mahfud MD, berkontestasi pada Pilpres 2024, yang akan digelar 14 Februari 2024.
Kebersamaan Ahok dan Jokowi terjadi sejak keduanya maju pada Pilkada DKI Jakarta 2012. Ahok mendampingi Jokowi sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta hingga Jokowi dilantik sebagai Presiden ke-7 RI pada 20 Oktober 2014.
Pernyataan pengunduran diri Ahok sekaligus menjadi pengumuman resmi mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk menghapus kebingungan atau misinformasi di kalangan Ahokers terkait berita-berita hoaks yang beredar mengenai arah politiknya pada Pilpres 2024.
Ahok secara spesifik mengungkapkan alasannya mundur agar bebas mengkampanyekan pasangan Capres Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden Mahfud MD, yang diusung PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo). (kafi)