KETUA Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyampaikan bahwa dirinya sudah menduga dukungan terhadap Prabowo Subianto untuk maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden tahun depan bakal bertambah. Keyakinan itu sudah ada sejak PBB mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo pada Minggu, 30 Juli 2023. Dua pekan berselang, Partai Golkar dan PAN menyusul mendeklarasikan. Minggu, 13 Agustus 2023, mereka menyatakan dukungan untuk Prabowo.
Dengan begitu kini ada Partai Gerindra, Partai Golkar, PKB, PAN, dan PBB di belakang Prabowo. Diakui oleh Yusril, sangat wajar jika partai-partai yang mendukung Prabowo sebagai calon presiden (capres) menawarkan nama calon wakil presiden (cawapres). Namun demikian, dari kacamata Yusril, partai-partai tersebut harus legowo menyerahkan keputusan kepada Prabowo. ”Biar Pak Prabowo yang memutuskan dengan bijak bakal cawapres yang paling pas dengan memandang elektabilitas, kemampuan intelektual, stabilitas emosional,dan pengalaman masing-masing,” ungkap Yusril melalui keterangan resmi yang diterima Era Politik pada Senin, 14 Agustus 2023.
Tidak hanya legowo terhadap keputusan Prabowo, para partai pendukung ketua umum Partai Gerindra itu juga wajib menerima nama yang dipilih. ”Apapun yang diputuskan Pak Prabowo harus diterima dengan legowo alias diterima dengan hati terbuka oleh partai-partai yang mencalonkan,” imbuh Yusril. Sebagai tokoh dengan pengalaman panjang di berbagai bidang, Yusril percaya Prabowo bisa memilih pasangan yang pas. Tentu pilihan itu dilandasi pertimbangan matang.
Dalam keterangan yang sama, Yusril menyampaikan bahwa pemilu 2024 merupakan penentuan bagi Prabowo. Terlebih ketua umum partai yang juga menteri pertahanan itu sudah dua kali tumbang dalam pemilihan presiden. ”Hemat saya, beliau (Prabowo) harus memilih cawapres orang yang akan mampu membuat beliau menang. Bukan faktor yang lain seperti seperti faktor punya cadangan pendanaan yang besar atau karena didukung oleh sekian kursi di DPR,” terang dia.
Menurut Yusril, faktor-faktor itu sudah terbukti tidak mampu membawa Prabowo memenangi pemilihan presiden dalam pesta demokrasi sebelum-sebelumnya. Untuk itu, dia menekankan, Prabowo harus memilih pasangan yang pas. ”Baik dalam memenangkan pilpres maupun kemampuannya membantu beliau setelah menjadi presiden nanti, (membantu) dalam menangani persoalan-persoalan besar yang dihadapi bangsa ini,” tutup dia. (*/)