Opini  

Spekulasi Reshuffle Kabinet Pasca Pertemuan Jokowi – SBY

Oleh: Ahmad Khoirul Umam              Dosen Ilmu Politik & International Studies Universitas Paramadina

Presiden Keenam yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Senin (2/10/2023) lalu.

Pertemuan Jokowi-SBY ini menegaskan bahwa kedua pemimpin yang selama ini berada di dua poros politik yang berbeda, tetap mampu membangun ruang komunikasi politik yang produktif jelang Pemilu 2024 mendatang.

Selain mendiskusikan isu politik kebangsaan, tidak menutup kemungkinan Jokowi-SBY mendiskusikan sejumlah isu politik praktis, termasuk terkait Koalisi Indonesia Maju, yang konon Jokowi berada di balik orkestrasi kekuatan politik yang kini juga menjadi tempat bernaung bagi Partai Demokrat.

Jika benar, maka hal ini akan menambah moril perjuangan kubu pencapresan Prabowo Subiyanto, yang seolah kini telah didukung oleh dua tokoh presiden, yakni President RI ke-6 SBY dan Presiden RI ke-7 Jokowi.

Merapatnya Demokrat ke kubu koalisi pemerintahan ini wajar jika memunculkan spekulasi tentang  kemungkinan Demokrat mendapatkan jatah kursi menteri dalam reshuffle tahap akhir pemerintahan Jokowi.

Sebab, positioning Demokrat dalam sejumlah wacana perdebatan kebijakan publik, kini tampak bergeser ke tengah, meskipun tetap mencoba menjaga nalar kritis konstruktifnya. Di sisi lain, Nasdem dan PKB yang kini berada di Koalisi Perubahan tampak semakin kencang dan berani menunjukkan garis perbedaan arah kebijakan dengan pemerintahan Jokowi saat ini.

Hal ini akan menjadi ujian bagi Jokowi, apakah ia benar-benar akan membuktikan bahwa dirinya betul-betul memegang kekuatan presidential dengan hak veto politik yang besar, atau tetap akan  tunduk di bawah bayang-bayang instruksi pimpinan partai asalnya yang konon pernah menyatakan keberatan atas masuknya Demokrat ke koalisi pemerintahan pada 2019 lalu.

Jika Jokowi akhirnya memberikan jatah kursi menteri kepada Demokrat, maka hal ini akan menjadi momentum besar bagi terjadinya rekonsoliasi kekuatan politik Jokowi dan SBY, yang terbebas dari bayang-bayang tekanan Megawati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *