Tiga Langkah Pemerintah Perbaiki Kualitas Udara Jabodetabek

Foto: Tangkapan Layar Kanal YouTube Sekretariat Presiden

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) memimpin langsung rapat terbatas mengenai upaya peningkatan kualitas udara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada Senin, 14 Agustus 2023. Berdasar rapat tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bakal melakukan tiga langkah. Terdiri atas langkah jangka pendek, langkah jangka menengah, dan langkah jangka panjang.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyampaikan bahwa tiga langkah tersebut merupakan arahan dari Presiden Jokowi. ”Presiden tadi menegaskan bahwa jangka pendek harus ada intervensi dan harus segera dilakukan,” kata Siti Nurbaya dalam keterangan pers yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden. Di antara intervensi yang harus dilakukan itu ada penerapan regulasi Euro5 dan Euro6 di Jabodetabek.

Tidak hanya itu, Pemerintah Pusat juga mendorong pelaksanaan kebijakan terkait dengan ruang terbuka hijau dan penerapan work from home (WFH) untuk langkah jangka pendek dalam upaya meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek. Untuk langkah jangka menengah, Siti Nurbaya menyampaikan bahwa pemerintah mendorong pengurangan penggunaan kendaraan bermotor berbahan bakar yang bersumber dari fosil. 

Siti Nurbaya menyebut, kini sudah ada berbagai moda transportasi di Jakarta dan sekitarnya. ”Kita sudah punya MRT, LRT, kereta cepat, dan juga agenda elektrifikasi,” jelas dia. Moda transportasi yang disebut oleh Siti Nurbaya dinilai lebih ramah lingkungan. Tidak sampai disitu, pemerintah juga punya langkah jangka panjang. ”Pada jangka panjang tentu saja juga sudah kita awali. Yaitu mitigasi dan adaptasi iklim dengan pengawasan yang ketat di Jabodetabek,” bebernya. 

Belakangan kualitas udara di Jabodetabek terpantau buruk. Laman IQAir yang menyajikan data indeks kualitas udara beberapa kali menempatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara paling buruk. Kondisi itu yang kemudian dibahas bersama-sama oleh Presiden Jokowi bersama para menteri dan pejabat lainnya. Siti Nurbaya mengakui ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut. Mulai emisi alat transportasi, industri, konsentrasi polutan, sampai kemarau panjang. (*/)



Writer: (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *